Pages

MATERI

Diberdayakan oleh Blogger.

Esy midwife

Esy midwife
Awal Duduk di Bangku Kuliah

About Me

Foto saya
BAngli, bali, Indonesia
Berdoa Dan kerja Keras awal Dari Keberhasilan.....

Jumat, 22 Juni 2012

SAP IMPLANT


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Keluarga Berencana (Alat Kontrasepsi Implant)
1.       Identifikasi Masalah
Paradigma baru Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan NKKBS menjdi visi untuk mewujudkan ”Keluarga Berkulitas Tahun 2015”. Keluarga yang berkulitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Dalam paradigma baru keluarga berencana ini misinya sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi, sebagai upaya intergral dalam meningkatkan keluarga yang berkualitas. Keluarga adalah salah satu dari kelima matra kependudukan yang mempengaruhi perwujudan keluarga yang berkualitas, visi tersebut dapat dijabarkan dalam 7 visi yaitu:
a.       Memberdayakan masyarakat untuk membangun keluarga kecil yang berkualitas.
b.       Menggalang kemitran dalam peningktan kesejahteran, kemandirian, dan ketahanan keluarga.
c.       Meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.
d.      Meningkatkan promosi, perlindungan, dan upaya untuk mewujudkan hak-hak reproduksi.
e.       Meningkatkan upaya pemberdayaan perempuan untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan jender melalui program keluarga berencana.
f.       Mempersiapkan Sumber Daya Manusiaberkualitas sejak pembuahan dalam kandungan sampai dengan lanjut usia.
Berdasarkan visi dan misi tersebut, program keluarga berencana Nasional mempunyai kontribusi penting dalm upaya meningkatkan kualitas penduduk . Kontribusi Keluarga Berencana Nasional tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan program Making pregnency safer (MPS). Salah satu pesan kunci dalam rencana srategik nasional making pregnency safer (MPS) di Indonesia 2001-2010 adalah bahwa setiap kehamilan harus merupakan kehamilan yang diinginkan. Untuk mewujudkan pesan kunci tersebut, keluarga berencana merupakan upaya pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama. Untuk mengoptimalkan manfaat keluarga berencana bagi kesehatan, pelayanannya harus digabungkan dengan pelayanan kesehatan reproduksi yang telah tersedia.
Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan alasan utama diperlukannya pelayanan Keluarga Bereencana, masih banyak alasan yang lain yaitu membebaskan wanita dari rasa khawatir terhadap terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, terjadi gangguan fisik atau psikologik akibat tindakan abortus yang tidak aman. Serta tuntutan perkembangan sosial terhadap peningkatan status gizi di masyarakat.
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini bukn hanya terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga oleh ketidaktahuan mereka tentang syrat dan keamanan metode kontrasepsi tersebut. Berbagai faktor harus di pertimbangkan, termasuk status kesehatan, efek samping potensial, konskwensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan, besar keluarga yang direncanakan, persetujuan pasangan, bahkan norma budaya dan orang tua.untuk ini semua konseling atau penyuluhan merupakan bagian yang intergral yang sangat penting dalam pelayanan keluarga berencana.

2.       Pengantar
Bidang Studi         : Pelayanan Kesehatan Keluarga Berencana
Topik                     : Alat Kontrasepsi
Sub Topik              : Kontasepsi Implan
Sasaran                  : Ibu-Ibu RT.09 RW.III Desa Suka Maju
Hari/tanggal          : Senin, 29 Juni 2008
Jam                        : 11.00 WIB
Waktu                   : 45 menit
Tempat                  : Rumah Bapak Tetua RW III Desa Suka Maju.

3.      Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini diharapkan Ibu-ibu RT.09 RW.III Desa Suka Maju dapat mengerti dan paham jenis alat kontrasepsi khususnya kontrasepsi implan.

4.      Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan Ibu-Ibu RT.09 RW.III Desa Suka Maju dapat menjelaskan kembali tentang:
a.       Pengertian kontrasepsi implan.
b.      Jenis kontrasepsi implan.
c.       Cara kerja
d.      Keuntungan dan keterbatasan dari kontrasepsi implan
e.       Siapa yang boleh dan yang siapa yang tidak boleh menggunakan alat kontrasepsi implan.
f.       Waktu menggunakan implan.
5.      Materi
Terlampir.
6.      Metode
Ceramah dan tanya jawab.
7.      Media
Materi sap dan leaflet
8.      Kegiatan pembelajaran :

No.
Waktu
Kegiatan penyuluhan
Kegiatan peserta
1
5 menit
Pembukaan:
·         Memberi salam
·         Menjelaskan tujuan pembelajaran
·         Menyebutkan materi/pokok bahasan yang akan disampaikan

·         Menjawab salam
·         Mendengarkan dan memperhatikan
2
25 menit
Pelaksanaan, menjelaskan materi penyuluhan secara berurutan:
·         Pengertian kontrasepsi implan.
·         Jenis kontrasepsi implan.
·         Cara kerja
·         Keuntungan dan keterbatasan dari kontrasepsi implan
·         Siapa yang boleh dan yang siapa yang tidak boleh menggunakan alat kontrasepsi implan.
·         Waktu menggunakan implan

Menyimak dan memperhatikan penjelasan materi.
3
10 menit
Evaluasi:
·         Tanya jawab tentang materi penyuluhan
·         Memberi pujian atau dukungan kepada peserta.
·         Bertanya kepada pemateri.
·         Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pemateri
·         Menyimpulkan semua dari materi penyuluhan yang telah diberikan.
4
5 menit
Penutup:
·         Mengucapkan terima kasih.
·         Mengucapkan salam.

Menjawab salam

9.      Pengesahan
Yogyakarta, 28 Juni 2008

Pemberi Penyuluh

(                   )



10.  Evaluasi
·         Essay
·         Pilihan ganda

11.  Lampiran Materi

KONTRASEPSI IMPLAN

1.      Pengertian
kontrasepsi implan atau yang juga disebut dengan alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK). Yaitu alat kontrasepsi kombinasi yang berupa batang silastik atau batang putih lentur yang nantinya dipasang dibawah kulit lengan ibu yang fungsinya untuk mencegah kehamilan.

2.      Jenis Kontrasepsi Implan
a.       Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik berongga, dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonogestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
b.      Implanon. Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2mm, yang diisi dengan 68 mg 3-keto-degestrel dan lama kerjanya adalah 3 tahun.
c.       Jedena dan implanont. Terdiri dari 3 batang yang diisi dengan 75 mg levonogestrel dengan lama kerja 3 tahun.

3.      Cara Kerja
a.       Lendir servik menjadi kental.
b.      Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.
c.       Mengurangi transportasi sperma.
d.      Menekan ovulasi.


4.      Keuntungan Kontrasepsi Dari Kontrasepsi Implan
a.       Daya guna tinggi
b.      Perlindungan jangka panjang (sampai dengan 5 tahun)
c.       Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
d.      Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
e.       Bebas dari pengaruh estrogen
f.       Tidak mengganggu SI.
g.      Tidak mengganggu kegiatan senggama.
h.      Klien hanya perlu kembali keklinik bila ada keluhan.
i.        Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan klien.

5.      Keuntungan Nonkontrasepsi dari Kontrasepsi Implan.
a.       Mengurangi nyeri haid
b.      Mengurangi jumlah darah haid
c.       Mengurangi/menperbaiki anemia.
d.      Melindungi terjadinya kanker endometrium
e.       Menurunkan angka kejadian tumor jinak payudara.
f.       Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul.
g.      Menurunkan angka kejadian endometriosis.

6.      Keterbatasan
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta menorea. Timbulnya seperti:
a.       Nyeri kepala
b.                         Peningkatan/penurunan berat badan.
c.                          Nyeri payudara.
d.                         Perasaan mual.
e.                          Pening/pusing kepala.
f.                          Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahn (nervousness).
g.                         Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.
h.       Tidak memberikan efek protektif terhadp infeksi menular seksual termasuk aids.
i.         Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi keklinik untuk pencabutan.
j.         Efektifitasnya menurun bil menggunakan obat-obat tuberkulosis (rimpafisin) atu obat epilepsi (fenitoin dan harbiturat).
k.       Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempun pertahun).

7.      Yang Boleh Menggunakan Implan
a.       Usia reproduksi
b.      Telah memiliki anak ataupun yang belum.
c.       Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendai pencegahan kehamilan jangka pnjang.
d.      Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
e.       Pascakeguguran.
f.       Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterelisasi.
g.      Riwayat kehamilan ektopik.
h.      Tekanan darah <180/110 mmhg, dengan masalah pembekuan darah atau anemia bulan sabit (sickle cell).
i.        Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen. Sering lupa menggunaknan pil.

8.      Yang Tidak Boleh Menggunakan Implan
a.       Hamil atau diduga hamil
b.      Perdarahan pervagina yang belum jelas penyebabnya.
c.       Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
d.      Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
e.       Mioma uterus dan kanker payudara.
f.       Gangguan toleransi glukosa.

9.      Waktu Menggunakan Implan
a.       Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 smpai hari ke-7. Tidak perlu dilakukan metode kontrasepsi tambahan.
b.      Jika tidak haid, pemasangan implan bisa dilakukan asal diyakini bahwa ibu tidak hamil atau dicurigai hamil.
c.       Jika menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan, pemasangan implan dapat dilakukan setiap saat, jika menyusui penuh ibu tidak perlu memakai kontrasesi lain.
d.      Bila klien ingin menggunakan hormonal dan ingin menganti dengan implan, pamasangan dapat segera dipasang setiap saat asal ibu tudak hamil.
e.       Jika kontrasepsi sebelumnya adalah sutikn, implan dpat dipasang pada st jadwal suntikn tersebut.
f.       Bila kontrasepsi sebelumnya adalah hormonal (kecuali AKDR) dan ibu ingin menggantinya dengnaa norplant, pemasangan dapat dilakukan setiap saat asal diyakini bahwa ibu tidak hmil.
g.      Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan implan, pemasangan dapat dilakukan pada saat haid hari ke-7 dan ibu jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari saja setelah pemasangan. AKDR segera dicabut.
h.      Pasca keguguran implan bisa segera dipasang.


10.  Daftar Pustaka
      Bari Saifudin,abdul.2006.Buku Panduan Praktis Pelayanan
                        Kontrasepsi.Jakarta.yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

separador

0 komentar:

Posting Komentar

Followers