RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MICRO TEACHING
Prodi/
Fakultas : Prodi Diploma III Kebidanan/ Fakultas Ilmu
Kesehatan
Nama Sekolah : Universitas
Respati Yogyakarta
Mata Pelajaran : Asuhan
Kebidanan Neonatus, Bayi,
dan
Balita (Patologis)
Kelas/Semester : A 7.2/
III
Pertemuan ke- : IX ( sembilan
)
Alokasi Waktu : Micro Teaching 15 menit
Standar
Kompetensi : Mahasiswa
mampu memberikan Asuhan pada neonatus, bayi dan balita yang didasari oleh
sikap, konsep, dan keterampilan.
Kompetensi
Dasar : Mahasiswa
mampu mempraktikkan asuhan pada bayi baru lahir
dan neonatus dengan permasalahan yang biasa terjadi.
Indikator : Mahasiswa mampu mengaplikasikan asuhan pada bayi baru lahir bermasalah dengan
Ventilasi Tekanan Positif (VTP) secara
benar.
I.
Tujuan
Pembelajaran
Setelah
mengikuti pembelajaran, mahasiswa diharapkan mampu melakukan asuhan pada bayi
baru lahir dengan Ventilasi Tekanan Positif (VTP).
II.
Materi
pembelajaran
1.
Ventilasi Tekanan Positif (VTP)
2.
Check list Resusitasi BBL
dengan VTP
III.
Metode
pembelajaran
1. Ceramah
2. Praktikum
IV.
Alat/Media/Sarana
Pembelajaran
1. Power point tentang Ventilasi Tekanan
Positif (VTP)
2. LCD, laptop, pointer.
3. Pantom bayi dan perlengkapan resusitasi
V.
Kegiatan
pembelajaran
No
|
Kegiatan
|
Alikasi waktu
|
Kegiatan dosen
|
Kegiatan mahasiswa
|
1.
|
Kegiatan pendahuluan
|
3 menit
|
1. Memberi salam pada mahasiswa
sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai
2. Berdoa
3. Melakukan apersepsi
tentang materi sebelumnya mengenai resusitasi awal dengan cara HAIKAL
|
1. Menjawab salam
2. Mahasiswa berdoa
bersama-sama
3. Ikut aktif dalam menyamakan
persepsi tentang materi yang akan diterima
|
2.
|
Kegiatan inti
|
10 menit
|
1.
Dosen
menjelaskan tentang Ventilasi Tekanan Positif.
2.
Dosen mempraktikkan cara
melakukan Ventilasi Tekanan Positif.
3.
Menyampaikan apakah ada
pertanyaan jika terdapat hal belum dimengerti.
|
1.
Mendengarkan penjelasan dan mencatat hal-hal penting yang diberikan
dosen.
2.
Ikut berperan aktif aktif dalam praktikum
3.
Mahasiswa mengajukan pertanyaan terkait materi.
|
3.
|
Kegiatan penutup
|
2 menit
|
1.
Melakukan evaluasi secara lisan
2.
Memberikan tugas untuk praktik mandiri agar pertemuan
berikutnya dapat melakukan praktikum VTP secara individu
3.
Menutup pertemuan dengan mengucapkan salam.
|
1.
Menjawab pertanyaan
2.
Memperhatikan
3.
Menjawab salam
|
VI.
Evaluasi
Mahasiswa
mampu menjawab pertanyaan dosen pada test lisan.
Contoh
soal :
1.
VII.
Penilaian
Jika Mahasiswa benar menjawab 1 pertanyaan
mendapatkan nilai 5 point
VIII. Sumber Belajar
Jitowiyono, S. 2010. Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika
Saifuddin. 2006. Buku
Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirihardjo.
MATERI
I.
Ventilasi Tekanan Positif ( VTP )
Bayi baru
lahir dalam apneu primer dapat memulai pola pernafasan biasa, walaupun mungkin
tidak teratur dan mungkin tidak efektif, tanpa intervensi khusus. Bayi baru
lahir dalam apneu sekunder tidak akan bernafas sendiri. Pernafasan buatan atau
tindakan ventilasi tekanan positif (VTP) dan oksigen diperlukan untuk membantu
bayi memulai pernafasan pada bayi baru lahir dengan apneu sekunder (Saifuddin,
2006). Bayi baru lahir dalam keadaan apneu, sulit dibedakan apakah bayi itu
mengalami apneu primer atau apneu sekunder. Menganggap bahwa seorang bayi
menderita apneu primer dan memberikan stimulasi yang kurang efektif hanya akan
memperlambat pemberian oksigen dan meningkatkan risiko kerusakan otak. Sangat
penting untuk kita sadari bahwa bayi yang mengalami apmeu sekunder, semakin
lama menunda melakukan pernafasan buatan, semakin lama bayi memulai pernafasan
spontan. Resusitasi yang efektif dapat merangsang pernafasan awal dan mencegah
asfiksia progresif. Resusitasi bertujuan memberikan ventilasi yang adekuat,
pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen kepada
otak, jantung dan alat-alat vital lainnya.
Pada saat
melakukan VTP pastikan bayi diletakkan dengan posisi benar yaitu sedikit
ekstensi. Agar VTP efektif, kecepatan memompa (kecepatan ventilasi) dan tekanan
ventilasi harus sesuai. Adanya gerakan dada bayi turun naik merupakan bukti
bahwa sungkup terpasang dengan baik dan paru-paru mengembang. Bayi seperti
menarik nafas dangkal. Apabila dada bergerak maksimum, bayi seperti menarik
nafas panjang, menunjukkan paru-paru terlalu mengembang, yang berarti tekanan
yang diberikan terlalu tinggi. Pemberian oksigen harus berkonsentrasi 100%
(9yang diperoleh dari tabung oksigen) dengan kecepatan aliran oksigen paling
sedikit 5 liter/menit. Gerak pada perut tidak dapat dipakai sebagai pedoman
ventilasi yang efektif. Gerak perut mungkin disebabkan masuknya udara ke dalam
lambung. Suara nafas didengar dengan menggunakan stetoskop. Adanya suara nafas
di kedua paru-paru merupakan indikasi bahwa bayi mendapat ventilasi yang benar.
Apabila dada terlalu mengembang kurangi tekanan dengan mengurangi meremas
balon. Apabila dada kurang berkembang mungkin disebabkan oleh perlekatan
sungkup kurang sempurna, arus udara terhambat dan tidak cukup tekanan. Untuk
menilai frekuensi denyut jantung dihitung dengan cara menghitung jumlah denyut
jantung dalam 6 detik dikalikan 10, sehingga diperoleh frekuensi jantung per
menit. Frekuensi jantung dibagi menjadi 3 kategori yaitu >100x/menit bayi
sudah mulai bernafas spontan. Dilakukan rangsangan taktil untuk merangsang
frekuensi dan dalamnya pernfasan. VTP dapat dihentikan, oksigen arus bebas
diberikan. Kalau wajah bayi tampak merah, oksigen dapat dikurangi secara
bertahap. Apabila denyut jantung bayi antara 60-100x/menit VTP tetap
dilanjutkan dengan memantau frekuensi denyut jantung bayi. Bila frekuensi
denyut jantung bayi < 80x/menit dimulai kompresi dada bayi. Jika frekuansi
denyut jantung bayi ,60x/menit VTP dilanjutkan dan periksa apakah wentilasi
adekuat dan oksigen yang diberikan benar 100%. Segera lakukan kompresi dada
bayi.
0 komentar:
Posting Komentar