SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENYAKIT HERPES
I. IDENTIFIKASI
MASALAH
Penyakit seksual adalah penyakit-penyakit
yang timbul akibat dari kegiatan seksual, menyerang organ-organ seksual serta
ditularkan melalui hubungan seksual. Jadi, penyakit seksual bisa menular dan
bisa juga tidak. Umumnya penyakit seksual yang paling dikenal adalah penyakit
seksual menular, seperti AIDS, sipilis atau gonore, herpes, dll. Herpes
merupakan penyakit yang sangat sering terjadi di masyarakat sehingga perlu
dilakukan penyuluhan penyakit ini.
II.
PENGANTAR
Bidang Studi : Kebidanan Komunitas
Topik : Penyakit Menular
Seksual (PMS)
Subtopik : Penyakit Herpes
Sasaran : Masyarakat dusun Klidon
Sleman
Hari/Tanggal : 28 Juni 2008
Jam : 09.00-09.30 WIB
Waktu : 30 menit
Tempat : Dusun Klidon Sleman
III.
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah mengikuti
kegiatan penyuluhan selama 30 menit diharapkan warga dapat mengerti tentang
bahaya penyakit herpes.
IV TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti kegiatan
penyuluhan selama 30 menit, diharapkan warga akan dapat menjelaskan tentang :
1.
Definisi penyakit herpes.
2.
Penyebab penyakit herpes.
3.
Gejala penyakit herpes.
4.
Diagnosa penyakit herpes.
5.
Pencegahan penyakit herpes.
6.
Pengobatan penyakit herpes.
V. MATERI
Terlampir
VI. MEDIA
1. Meteri
SAP
2. Leaflet
VII. METODE
1.
Penyuluhan
2.
Tanya jawab
VIII. KEGIATAN PEMBELAJARAN
NO
|
Waktu
|
Kegiatan
Penyuluhan
|
Kegiatan
Peserta
|
1.
|
3 menit
|
Pembukaan :
|
Menjawab salam
Mendengarkan dan memperhatikan
|
2.
|
15 menit
|
Pelaksanaan :
Menjelaskan materi penyuluhan secara berurutan dan teratur.
Materi :
|
Menyimak dan memperhatikan
|
3.
|
7 menit
|
Evaluasi
|
Menyimak mendengarkan, bertanya, dan menjawab
pertanyaan
|
4.
|
5 menit
|
Penutup
|
Memperhatikan dan menjawab Salam
|
IX. PENGESAHAN
Yogyakarta,
02 Juli 2008
Sasaran Pemberi
Materi Penyuluhan
Ketua kader ( Kartika Vidya Utami)
X.
EVALUASI
Metode Evaluasi : Diskusi dan
Tanya jawab
Jenis pertanyaan : Lisan
Jumlah Soal : 2 soal
XI. LAMPIRAN MATERI
Terdapat
sekitar 40 jenis penyakit yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual, salah
satunya adalah Herpes. Herpes adalah radang kulit yang ditandai dengan pembentukkan gelembung –
gelembung yang berisi air pada dasar peradangan. Herpes
disebabkan oleh virus yang disebut herpes simplex virus. Ada 2 macam
herpes :
1.
Herpes Zoster
Penyakit yang di kalangan awam populer dengan
sebutan dampa, dompo atau cacar ular ini memang biasa menyerang orang berusia
lanjut. Berbeda dengan herpes kelamin, herpes zoster sama sekali tidak
ditularkan akibat sexual transmitted disease (STD). Herpes zoster hidup dalam
jaringan saraf. Kejangkitan herpes zoster dimulai dengan sakit parah pada
bagian dada, punggung, atau di mata dan dahi. Kerap terjadi hanya pada satu
sisi tubuh. Sehari atau dua hari kemudian, herpes muncul pada daerah kulit yang
dihubungkan dengan radang saraf. Lecet kecil terbentuk dan kemudian
berkeropeng. Virus dapat disebarkan kepada orang lain ketika lecet tersebut
terkoyak.
Pada kasus yang jarang, herpes zoster dapat
menyebar ke seluruh kulit atau organ tubuh dalam dan dapat mengakibatkan
masalah serius. Pada sebagian besar kasus, herpes dapat hilang dalam 10 hari
sampai dua minggu, tetapi sakitnya yang parah dapat bertahan selama beberapa
bulan atau tahun.
Jika terkena penyakit ini, penderita akan mengalami nyeri pada saat kondisi ketahanan tubuhnya menurun. Pada usia di atas 50 tahun, banyak orang yang terserang herpes zoster akibat daya tahan tubuhnya lemah.
Jika terkena penyakit ini, penderita akan mengalami nyeri pada saat kondisi ketahanan tubuhnya menurun. Pada usia di atas 50 tahun, banyak orang yang terserang herpes zoster akibat daya tahan tubuhnya lemah.
2.
Herpes Simplex
Disebabkan oleh Herpes Virus Hominis
(HVH). Ada dua macam HVH, yaitu HVH tipe 1, biasanya menginfeksi mulut,
sedangkan HVH tipe 2 menyebabkan penyakit kelamin yang disebut herpes
genitalis. Penderita herpes genitalis kebanyakan adalah kalangan
orang dewasa muda berusia 20 – 30, dan cara penyebarannya yaitu melalui kontak
seksual. Ciri-ciri Herpes simplex adalah adanya bintil-bintil kecil, bisa satu
atau sekumpulan, yang berisi cairan, dan jika pecah bisa menyebabkan
peradangan. Bintil-bintil ini biasanya muncul di daerah muco-cutaneous, atau
daerah dimana kulit bertemu dengan lapisan membrane mukosa. Di wajah, daerah
ini berlokasi di pertemuan bibir dengan kulit wajah. Para penderita herpes
simplex biasanya merasakan adanya perasaan geli di daerah tersebut sebelum
munculnya bintil-bintil tadi.
Penyakit ini bisa menular selama bintil-bintil
tersebut berisi cairan karena di cairan itulah virus herpes berada. Jika Anda
bagian tubuh Anda berkontak dengan daerah berbintil-bintil, maka virus herpes
dapat menulari Anda pada daerah kontak tersebut. Infeksi virus biasanya muncul
seminggu setelah terjadinya kontak. Tetapi jika kontak dilakukan pada saat
bintil-bintil tersebut telah mengering atau bahkan sembuh, maka bisa dibilang
resiko tertular pun hilang. Jika Anda terinfeksi virus herpes, virus tersebut
bisa menyebar ke seluruh tubuh Anda, seperti di jari-jari (herpetic whitlow),
di mata (herpetic ophthalmitis), di daerah kemaluan (genital herpes), bahkan
bisa juga menyerang otak (herpetic encephalitis), walaupun yang terakhir ini
bisa dibilang kejadiannya amat sangat jarang. Dan jika penderita melakukan
kontak dengan orang sehat, misalnya melalui oral sex, maka orang sehat tersebut
dapat terserang genital herpes.
Gejala Herpes:
Gejala awalnya mulai timbul hari ke 4-7 setelah terinfeksi, berupa gatal,
kesemutan dan sakit, muncul bercak kemerahan yang kecil, yang diikuti
sekumpulan lepuhan kecil yang terasa nyeri. Lepuhan ini pecah dan bergabung
membentuk luka yang melingkar. Luka ini biasanya menimbulkan nyeri dan membentuk
keropeng. Penderita bisa mengalami kesulitan dalam berkemih dan ketika berjalan
akan timbul nyeri. Luka akan membaik dalam waktu 10 hari tetapi bisa
meninggalkan jaringan parut. Kelenjar getah bening selangkangan biasanya agak
membesar. Gejala awal ini lebih nyeri, lebih lama dan lebih meluas dibanding
gejala berikutnya, mungkin disertai demam dan tidak enak badan.
Pada pria, lepuhan dan luka bisa terbentuk di bagian penis, termasuk kulit
depan pada penis yang tidak disunat. Pada wanita, bisa terbentuk di sekitar
kemaluan dan leher rahim. Jika penderita melakukan hubungan seksual melalui
anus, maka lepuhan dan luka bisa terbentuk di sekitar anus. Pada penderita
gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita infeksi HIV), herpes ini menyebar
ke bagian tubuh lainnya, menetap selama beberapa minggu atau lebih. Gejalanya
cenderung kambuh di daerah di sekitarnya, karena virus menetap di saraf panggul
terdekat dan kembali aktif untuk menginfeksi kulit.
Pada herpes simplex fase pertama genital herpes ditandai dengan demam
seperti flu, nyeri otot dan sendi, pembengkakan kelenjar limfe, rasa letih dan
tidak enak badan. Rasa geli pada daerah kontak juga bisa muncul sebelum
timbulnya bintil-bintil. Jika bintil-bintil sudah timbul, daerah sekitar bintil
tersebut akan terasa sangat lunak. Dan tergantung dimana bintil-bintil itu
berada, si penderita bisa merasa kesulitan berjalan atau nyeri saat buang air
kecil.
Herpes pada Wanita Hamil
Wanita hamil yang menderita herpes kelamin, kalau tidak diobati, maka bisa
membahayakan janin yang dikandungnya. Kalau terkena herpes pada awal masa
kehamilan (sebelum 4 bulan), ada kemungkinan menyebabkan cacat pada bayi atau
kegugu Bahaya dari penyakit
herpes genital, jika diderita oleh ibu hamil bisa menyebabkan cacat pada
bayinya. Jika tidak disembuhkan, penyakit ini bisa menyebabkan bayi yang
dilahirkan cacat. Karena virus ini bisa mengenai plasenta. Cacat pada bayi yang bisa ditimbulkan sebutnya, bisa cacat mental,
cacat mata bahkan hati. Kalau cacat mental, biasanya ada peradangan di otak
atau neurologisnya. Sedangkan hati, bisa timbulkan penyakit hepatitis.
Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi HSV II biasanya
memperlihatkan lepuh pada kuli, tetapi hal ini tidak selalu muncul sehingga
mungkin tidak diketahui. Infeksi HSV II pada bayi yang baru lahir dapat
berakibat fatal (Pada lebih dari 50 kasus). (www.infeksi.com )
Pencegahan dan Pengobatan
Pengobatan herpes umumnya sama, di manapun herpes tersebut timbul. Yang
penting si penderita harus menjaga daerah tersebut tetap bersih dan kering.
Dapat membersihkan daerah sekitar dengan saline (larutan garam) dan sesudahnya
harus segera dikeringkan. Jika daerah terinfeksi terlalu lembab, dapat
mengundang infeksi sekunder (infeksi lanjutan). Pengobatan dengan obat
antivirus oral biasanya dibutuhkan hanya untuk kasus genital herpes spesifik,
dan harus melalui resep dokter.
Pengobatan untuk HSV adalah asiklovir dalam bentuk pil sampai 5x sehari. Ada versi asiklovir lain dengan nama
valasiklovir yang diminum 2x sehari, tetapi harganya jauh lebih mahal dibanding
asiklovir. Famsiklovir adalah obat lain yang dipakai untuk mengobati HSV. Obat
ini tidak menyembuhkan infeksi HSV, tapi mengurangi lama dan beratnya jangkitan
yang terjadi. Terapi ini dapat mencegah sebagian besar terjadinya kambuh. Rasa
sakit yang timbul harus diberikan analgesik.
Penyebaran HSV sulit dicegah karena banyak orang dengan HSV tidak tahu
dirinya terinfeksi dan dapat menularkannya. Angka penularan HSV dapat dikurangi
dengan penggunaan kondom, tapi tidak dapat mencegah semua penularan. Infeksi
HSV dapat menulari dan ditulari dari daerah kelamin yang lebih luas daripada
yang ditutup oleh celana dalam dan juga di daerah mulut. Bila orang dengan
herpes minum asiklovir setiap hari, mereka dapat mengurangi risiko menulari
herpes pada orang lain.
Pemeriksaan laboratorium, yaitu Anti-HSV II IgG dan Igm sangat penting
untuk mendeteksi secara dini terhadap kemungkinan terjadinya infeksi oleh HSV
II dan mencaegah bahaya lebih lanjut pada bayi bila infeksi terjadi pada saat
kehamilan.
XII. DAFTAR PUSTAKA
www.jawaban.com,
browsing: 2 Juni 2008, 10.00 WIB
0 komentar:
Posting Komentar