Pages

MATERI

Diberdayakan oleh Blogger.

Esy midwife

Esy midwife
Awal Duduk di Bangku Kuliah

About Me

Foto saya
BAngli, bali, Indonesia
Berdoa Dan kerja Keras awal Dari Keberhasilan.....

Kamis, 21 Juni 2012

RPP ASSKEB IV


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MICRO TEACHING
ASUHAN KEBIDANAN IV

Satuan Pendidikan      : D III Kebidanan Universitas Respati Yogyakarta
Nama Institusi             : Universitas Respati Yogyakarta
Mata Pelajaran            : ASKEB IV (Asuhan Kebidanan patologi)
Kelas/ Semester           : A.64/ IV
Kode Mata Kuliah      : BD.308
Alokasi Waktu            : 15 Menit
Beban Studi                : 3 SKS (T:2, P:1)
Pertemua ke                : IV (Empat)
Standar Kompetensi   : Mahasiswa mampu memberikan Asuhan Kebidanan pada
Ibu komplikasi perdarahan
Kompetensi Dasar       : Mahasiswa mampu memahami dan memberikan  
Asuhan Kebidanan patologi dengan komplikasi
perdarahan
Indikator                     : 1. Mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan
Asuhan Kebidanan KBI pada komplikasi perdarahan
I.          Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai pembelajaran mahasiswa dapat:
1.      Menjelaskan pengertian KBI
2.      Menjelaskan tujuan, etiologi dan patofisiologi KBI dengan benar
3.      Melaksanakan KBI dengan benar 
II.          Materi pembelajaran
1.      Pengertian KBI
2.      Tujuan dan etiologi KBI
3.      Fatofisiologi
4.      Cheklist KBI
III.          Metode Pembelajaran
Ceramah, demonstrasi, tanya jawab.
IV.          Media pembelajaran
1.      Komputer, LCD
2.      Pantom abdomen/uterus, pantom plasenta, sarung tangan
3.      Buku/handout dan chek list
V.          Kegiatan Pembelajaran
No
Kegiatan
Alokasi Waktu
Kegiatan Dosen
Kegiatan Siswa
1
Kegiatan awal
3 Menit
1.     Membuka pelajaran dengan salam dan menanyakan kesiapan mahasiswa dalam mengikuti pelajaran
2.     Melakukan apersepsi
3.     Menyampaikan tujuan pembelajaran
1.     Menjawab salam dan kesiapan dalam mengikuti pelajaran
2.     Menanggapi apersepsi
3.     Mendengarkan apa yang disampaikan dosen
2
Kegiatan Inti
10 Menit
1.     Menjelaskan pengertian,Tujuan, etiologi, patofisiologi,
2.     Demonstrasi  KBI
1.     Mendengarkan penjelasan dosen
2.     Mencoba melakukan KBI
3.     Bertanya tentang hal yang belum mengerti
3
Kegiatan Penutup
2 Menit
1.     Melakukan evaluasi
2.     Menyimpulkan materi pembelajaran
3.     Memberikan tugas
4.     Menutup pertemuan dengan salam
1.     Menjawab pertanyaan
2.     Menyimpulkan materi bersama dosen
3.     Mencatat tugas
4.     Menjawab salam

VI.          Sumber Belajar
1.        Oxorn. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi Dan Fisiologi Persalinan.Yogyakarta: Yayasan Essentia Medika
2.        Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya
VII.          Evaluasi
Tes Lisan
VIII.          penilaian
Bentuk Instrumen  : Pertanyaan Lisan
Soal                                    : 1. Apakah yang di maksud dengan KBI?
2. Kapankah  KBI  harus di Lakukan?
Jawaban                  : 1. Kompresi Bimanual Interna adalah tangan penolong
dimasukan ke dalam vagina dan sambil membuat kepalan diletakan pada forniks anterior vagina. Tangan kiri diletakan pada perut penderita dengan memegang fundus uteri dengan telapak tangan dan dengan ibu jari di depan serta jari-jari lain di belakang uterus.
2. KBI dilakukan jika terjadi atonia uteri pasca persalinan. Dalam kasus ini uterus tidak berkontraksi dalam waktu 15 menit setelah plasenta lahir



LAMPIRAN MATERI
A.           Pengertian KBI
Kompresi Bimanual Interna adalah tangan penolong dimasukan ke dalam vagina dan sambil membuat kepalan diletakan pada forniks anterior vagina. Tangan kiri diletakan pada perut penderita dengan memegang fundus uteri dengan telapak tangan dan dengan ibu jari di depan serta jari-jari lain di belakang uterus. Sekarang korpus uteri terpegang antara 2 tangan antara lain, yaitu tangan kiri melaksanakan massage pada uterus dan sekalian menekannya terhadap tangan kanan.  Kompresi bimanual interna dilakukan saat terjadi perdarahan. Perdarahan postpartum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml selama 24 jam setelah anak lahir. Termasuk perdarahan karena retensio plasenta. Perdarahan post partum adalah perdarahan dalam kala IV lebih dari 500-600 cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir.
B.            Etiologi
Tindakan Kompresi Bimanual Interna ini akibat adanya perdarahan yang disebabkan karena Penyebab umum perdarahan postpartum adalah:
1.      Atonia Uteri
2.      Sisa Plasenta dan selaput ketuban
3.      Inversio Uteri
Inversio uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya masuk ke dalam kavum uteri

C.           Manifestasi klinis/ tanda dan gejala
Gejala Klinis umum yang terjadi adalah kehilangan darah dalam jumlah yang banyak (> 500 ml), nadi lemah, pucat, lochea berwarna merah, haus, pusing, gelisah, letih, dan dapat terjadi syok hipovolemik, tekanan darah rendah, ekstremitas dingin, mual.
Gejala Klinis berdasarkan penyebab:
1.      Atonia UteriGejala yang selalu ada: Uterus tidak berkontraksi dan lembek dan perdarahan segera setelah anak lahir (perarahan postpartum primer)
Gejala yang kadang-kadang timbul: Syok (tekanan darah rendah, denyut nadi cepat dan kecil, ekstremitas dingin, gelisah, mual dan lain-lain)
2.      Tertinggalnya plasenta (sisa plasenta)
Gejala yang selalu ada : plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah ) tidak lengkap dan perdarahan segera
Gejala yang kadang-kadang timbul: Uterus berkontraksi baik tetapi tinggi fundus tidak berkurang
3.       Inversio uterus
Gejala yang selalu ada: uterus tidak teraba, lumen vagina terisi massa, tampak tali pusat (jika plasenta belum lahir), perdarahan segera, dan nyeri sedikit atau berat.
Gejala yang kadang-kadang timbul: Syok neurogenik dan pucat

D.           Patofisiologi
Dalam persalinan pembuluh darah yang ada di uterus melebar untuk meningkatkan sirkulasi ke sana, atoni uteri dan subinvolusi uterus menyebabkan kontraksi uterus menurun sehingga pembuluh darah yang melebar tadi tidak menutup sempurna sehingga perdarahan terjadi terus menerus. Trauma jalan lahir seperti epiostomi yang lebar, laserasi perineum, dan rupture uteri juga menyebabkan perdarahan karena terbukanya pembuluh darah, penyakit darah pada ibu, misalnya afibrinogemia atau hipofibrinogemia karena tidak ada atau kurangnya fibrin untuk membantu proses pembekuan darah juga merupakan penyebab dari perdarahan postpartum. Perdarahan yang sulit dihentikan bisa mendorong pada keadaan shock hemoragik.
Perbedaan perdarahan pasca persalinan karena atonia uteri dan robekan jalan lahir adalah:
1.        Atonia uteri (sebelum/sesudah plasenta lahir).
a.       Kontraksi uterus lembek, lemah, dan membesar (fundus uteri masih tinggi.
b.      Perdarahan terjadi beberapa menit setelah anak lahir.
c.       Bila kontraksi lemah, setelah masase atau pemberian uterotonika, kontraksi yang lemah tersebut menjadi kuat.
2.    Robekan jalan lahir (robekan jaringan lunak).
a.         Kontraksi uterus kuat, keras dan mengecil.
b.         Perdarahan terjadi langsung setelah anak lahir. Perdarahan ini terus-menerus.
c.         Penanganannya, ambil spekulum dan cari robekan.
Setelah dilakukan masase atau pemberian uterotonika langsung uterus mengeras tapi perdarahan tidak berkurang. Perdarahan Postpartum akibat Atonia Uteri. Perdarahan postpartum dapat terjadi karena terlepasnya sebagian plasenta dari rahim dan sebagian lagi belum, karena perlukaan pada jalan lahir atau karena atonia uteri. Atoni uteri merupakan sebab terpenting perdarahan postpartum. Sehingga untuk mengatasi perdarahan tersebut diatas harus dilakukan Kompresi Bimanual Interna.
E.       Tindakan KBI
1.        Pakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril, dengan lembut memasukan tangan (dengan cara menyatukan kelima ujung jari) ke introitus dan ke dalam vagina ibu.
2.        Periksa vagina dan serviks untuk mengetahui ada tidaknya selaput ketuban atau bekuan darah pada kavum uteri yang memungkinkan uterus tidak dapat berkontraksi secara penuh.
3.        Letakkan kepalan tangan pada forniks anterior, menekan dinding anterior uterus, sementara telapak tangan lain pada abdomen, menekan dengan kuat dinding belakang uterus ke arah kepalan tangan dalam.
4.        Tekan uterus dengan kedua tangan secara kuat. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan tekanan langsung pada pembuluh darah di dalam dinding uterus dan juga merangsang miometrium untuk berkontraksi.
5.        Evaluasi hasil kompresi bimanual internal:
a.       Jika uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang, teruskan melakukan KBI selama 2 menit, kemudian perlahan-lahan keluarkan tangan dari dalam vagina, pantau kondisi ibu secara melekat selama kala IV
b.      Jika uterus berkontraksi tetapi perdarahan terus berlangsung, periksa perineum, vagina dan serviks apakah terjadi laserasi di bagian tersebut, segera lakukan penjahitan bila ditemukan laserasi.
c.       kontraksi uterus tidak terjadi dalam 5 menit, ajarkan pada keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksternal, kemudian teruskan dengan langkah-langkah penatalaksanaan atonia uteri selanjutnya. Minta keluarga untuk mulai menyiapkan rujukan.



separador

0 komentar:

Posting Komentar

Followers