RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MICRO TEACHING
Prodi/ Fakultas : Prodi Diploma
III Kebidanan/ Fakultas Ilmu Kesehatan
Nama Sekolah : Universitas
Respati Yogyakarta
Mata Pelajaran : Asuhan
Kebidanan III ( Nifas )
Kelas/Semester : A 7.2/
III
Pertemuan ke- : 1 (
satu )
Alokasi Waktu : Micro Teaching 15 menit
Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami konsep dasar masa nifas pada
ibu
post partum dalam profesinya sebagai seorang bidan.
Kompetensi Dasar : Mahasiswa dapat memahami dan menerapkan tentang masa
nifas
serta asuhan kebidanan yang diberikan selama masa
nifas.
Indikator : 1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian masa
nifas.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang tujuan asuhan masa nifas.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang
Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas.
I.
Tujuan
Pembelajaran
setelah selesai pembelajaran
peserta didik dapat:
1. Menjelaskan tentang pengertian masa
nifas.
2. Menjelaskan tentang tujuan asuhan masa nifas.
3. Menjelaskan tentang Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa
nifas.
II.
Materi
pembelajaran
1.
Definisi/pengertian
masa nifas.
2.
Tujuan Asuhan Masa Nifas.
3.
Peran
dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas.
III.
Metode
pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
IV.
Alat/Media/Sarana
Pembelajaran
1. Power point tentang konsep dasar masa
nifas.
2. LCD, laptop, pointer.
V. Kegiatan pembelajaran
No
|
Kegiatan
|
Alikasi waktu
|
Kegiatan dosen
|
Kegiatan mahasiswa
|
1.
|
Kegiatan pendahuluan
|
4 menit
|
1. Memberi salam pada mahasiswa
sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai
2. Berdoa
3. Memperkenalkan diri
4. Melakukan apersepsi
tentang konsep dasar masa nifas dengan memutarkan video pendek dan menyampaikan tujuan pembelajaran
|
1. Menjawab salam
2. Mahasiswa berdoa
bersama-sama
3. Memperhatikan
4. Ikut aktif dalam menyamakan
persepsi tentang materi yang akan diterima
|
2.
|
Kegiatan inti
|
9
menit
|
Dosen menjelaskan pengertian masa nifas, tujuan asuhan masa nifas dan Peran dan tanggung jawab bidan dalam
masa nifas.
|
Mendengarkan
penjelasan dan mencatat hal-hal penting yang diberikan dosen, dan mengajukan pertanyaan jika belum
mengerti
|
3.
|
Kegiatan penutup
|
2 menit
|
1.
Melakukan evaluasi secara lisan dengan memberikan
pertanyaan.
2.
Memberikan tugas membaca materi untuk pertemuan
berikutnya.
3.
Menutup pertemuan dengan mengucapkan salam
|
1.
Menjawab pertanyaan
2.
Memperhatikan
3.
Menjawab salam
|
VI.
Evaluasi
Mahasiswa
mampu menjawab pertanyaan dosen pada test lisan.
VII. Referensi
Sulistyawati. 2009. Buku
Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu nifas. Yogyakarta: Penerbit
Andi
MATERI
A.
Definisi/pengertian
masa nifas.
Masa nifas
(puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama
kira-kira 6 minggu. Masa ini merupakan masa yang
cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk selalu melakukan pemantauan karena
pelaksanaan yang kurang maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai
masalah, bahkan dapat berlanjut pada komplikasi masa nifas, seperti sepsis puerpuralis. Jika ditinjau dari
penyebab kematian para ibu, infeksi merupakan penyebab kematian terbanyak nomor
dua setelah perdarahan sehingga sangat tepat jika para tenaga kesehatan
memberikan perhatian yang tinggi pada masa ini (Sulistyawati, 2009)
B. Tujuan Asuhan Masa Nifas.
Ø Meningkatkan
kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu dan bayi.
Dengan diberikannya asuhan, ibu akan mendapatkan
fasilitas dan dukungan dalam upaya untuk menyesuaikan peran barunya sebagai ibu
(pada kasus ibu dengan kelahiran anak pertama) dan pendampingan keluarga dalam
membuat bentuk dan pola baru dengan kelahiran anak berikutnya. Jika ibu dapat
melewati masa ini dengan baik maka kesejahteraan fisik dan psikologis bayi pun
semakin meningkat.
Ø Pencegahan, diagnosa
dini, dan pengobatan komplikasi pada ibu.
Dengan diberikannya asuhan pada ibu nifas,
kemungkinan munculnya permasalahan dan komplikasi akan lebih cepat terdeteksi
sehingga penanganannya pun dapat lebih maksimal.
Ø Merujuk ibu ke
asuhan tenaga ahli bilamana perlu
Meskipun ibu dan keluarga mengetahui ada
permasalahan kesehatan pada ibu nifas yang memerlukan rujukan, namun tidak
semua keputusan yang diambil tepat, misalnya mereka lebih memilih untuk tidak
datang ke fasilitas pelayanan kesehatan karena pertimbangan tertentu. Jika
bidan senantiasa mendampingi pasien dan keluarga maka keputusan tepat dapat
diambil sesuai dengan kondisi pasien sehingga kejadian mortalitas dapat
dicegah.
Ø Mendukung dan
memperkuat keyakinan ibu, serta memungkinkan ibu untuk mampu melaksanakan
perannya dalam situasi keluarga dan budaya khusus.
Keterampilan yang harus dikuasai oleh bidan, antara
lain berupa materi pendidikan yang sesuai dengan kondisi pasien, teknik
penyampaian, media yang digunakan, dan pendekatan psikologis yang efektif
sesuai budaya setempat. Hal tersebut penting diperhatikan karena banyak pihak
yang beranggapan bahwa jika bayi telah lahir dengan selamat, serta secara fisik
ibu dan bayi tidak ada masalah maka tidak perlu lagi dilakukan pendampingan
bagi ibu. Padahal bagi para ibu (terutaa ibu baru), beradaptasi dengan peran
barunya sangatlah berat dan membutuhkan suatu kondisi mental yang maksimal.
Ø Mendorong
pelaksanaan metode yang sehat tentang pemberian makan anak, serta peningkatan
pengembangan hubungan yang baik antara ibu dan anak.
Kesempatan untuk berkonsultasi tentang kesehatan,
termasuk kesehatan anak dan keluarga akan sangat terbuka. Bidan akan mengkaji
pengetahuan ibu dan keluarga mengenai upaya mereka dalam rangka peningkatan
kesehatan keluarga. Upaya pengembangan pola hubungan psikologis yang baik
antara ibu, anak, dan keluarga juga dapat ditingkatkan melalui pelaksanaan
asuhan ini.
C. Peran dan tanggung jawab bidan dalam
masa nifas.
Ø Teman terdekat,
sekaligus pendamping ibu nifas dalam menghadapi saat-saat kritis masa nifas.
Pada awal masa nifas ibu mengalami masa-masa sulit.
Saat itulah, ibu sangat membutuhkan teman dekat yang dapat ia andalkan dalam
mengatasi kesulitan yang ia alami. Jika dalam tahap ini hubungan yang terbentuk
sudah baik maka tujuan dari asuhan akan mudah tercapai.
Ø Pendidik dalam usaha
pemberian pendidikan kesehatan terhadap ibu dan keluarga.
Dalam hal ini, tidak hanya ibu yang akan mendapatkan
materi pendidikan kesehatan, tapi juga seluruh anggota keluarga. Melibatkan
keluarga dalam setiap kegiatan perawatan ibu dan bayi merupakan salah satu
teknik yang dapat digunakan untuk memberikan pendidikan kesehatan yang tepat.
Selain itu, pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kesehatan selalu
melibatkan keluarga sehingga bidan selalu mengikutsertakan keluarga dalam
pelaksanaan asuhan.
Ø Pelaksana asuhan
kepada pasien dalam hal tindakan perawatan, pemantauan, penanganan masalah,
rujukan, dan deteksi dini komplikasi masa nifas.
Perkembangan ilmu dan pengetahuan yang paling up to date harus selalu diikuti agar
bidan dapat memberikan pelayanan yang berkualitas kepada pasien. Penguasaan
bidan dalam hal pengambilan keputusan yang tepat mengenai kondisi pasien
sangatlah penting, terutama menyangkut penentuan kasus rujukan dan deteksi dini
pasien agar komplikasi dapat dicegah.
0 komentar:
Posting Komentar