PERSALINAN
A. Pengertian persalinan
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian
fisiologis yang normal dalam kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan
peristiwa sosial bagi ibu dan keluarga. Peranan ibu adalah melahirkan bayinya,
sedangkan peranan keluarga adalah memberikan bantuan dan dukungan pada ibu
ketika terjadi proses persalinan. Dalam hal ini peranan petugas kesehatan tidak
kalah penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu agar seluruh
rangkaian proses persalinan berlangsung dengan aman bagi ibu maupun bayi yang
dilahirkan.
Beberapa
istilah yang berkaitan dengan persalinan sebagai berikut:
1. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya
servik dan janin turun kejalan lahir.
2. Kelahiran adalah proses dimana janin dan
ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Dengan demikian bisa dikatakan
bahwa persalinan adalah rangkaian peristiwa mulai dari kenceng-kenceng teratur
sampai dikeluarkannya produk konsepsi janin, plasenta, ketuban dan caoiran
ketuban dari uterus kedunia luar melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,
dengan bantuan atau dengan kekuatan sendiri.
3. Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan
lebih dari 500 gram yang pernah dilahirkan, hidup maupun mati, bila berat badan
diketahui, maka dipakai umur kehamilan lebih dari 24 minggu.
4. Deliveri (kelahiran) adalah peristiwa keluarnya
janin termasuk plasenta.
5. Gravida (kehamilan) adalah jumlah kehamilan
termasuk abortus, mola hidatidosa dan kehamilan ektopik yang pernah dialami oleh
seorang ibu.
6. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran yang terjadfi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam waktu 18-24
jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
7. Spontan adalah persalinan terjadi karena
dorongan kontraksi uterus dan kekuatan mengejan ibu.
B. Sebab-sebab mulainya persalinan
Bagaimana
terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti, sehingga menimbulkan
beberapa teori yang berkaitan dengan mulainya kekuatan his.
Hormon-hormon
yang dominan pada saat kehamilan yaitu:
1. Estrogen adalah berfungsi untuk meningkatkan
sensitivitas otot rahim dan memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti
rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis.
2. Progesteron adalah berfungsi menurunkan
sensitivitas otot rahim, menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti
oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis, dan menyebabkan otot
rahim dan otot polos relaksasi.
Pada kehamilan
kedua hormon tersebut berada dalam keadaan yang seimbang, sehingga kehamilan
bisa dipertahankan. Perubahan keseimbangan kedua hormon tersebut menyebabkan
oksitosin yang dikleluarkan oleh hipofise
parst posterior dapat menimbulkan kontraksi dalam bentuk braxton hixs.
Kontaksi ini akan menjadi kekuatan yang dominan pada saat persalinan dimulai,
oleh karena itu makin tua kahamilan maka frekuensi kontrasi semakin sering.
Oksitosin diduga bekerja bersama atau melalui prostaglandin yang makin meningkat
mulai umur kehamilan minggu ke 15 sampai aterm lebih-lebih sewaktu
partus/persalinan. Disamping faktor gizi ibu hamil dan keregangan otot rahim
dapat memberikan pengaruh penting untuk mulainya kontraksi rahim. Dengan
demikian dapat di kemukakan beberapa teori yang memungkinkan terjadinya proses
persalinan.
1.
Teori
keregangan
Otot
rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah melewati batas
waktu tersebut terjafi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. Keadaan
uterus yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-otot
uterus. Hal ini mungin merupakan faktor yang dapat mengganggu sirkulasi
uteroplasenter sehingga plasenta mengalami degenerasi. Pada kehamilan ganda
sering kali terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu, sehingga menimbulkan
proses persalinan.
2.
Teori
penurunan progesteron
Proses
penemuan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana terjadi
penimbunan jaringan kulit ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu.
Villi korialis mengalami perubahan-perubahan dan produksi progesteron mengalami
penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitip terhadap oksitosin. Akibatnya
otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron
tertentu.
3.
Teori
oksitosin internal
Oksitosin
dikeluarkan oleh kelenjar hipofise parst
posterior. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah
sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi braxton hixs.
Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka oksitosen dapat
meningkatkan aktifitas, sehingga persalinan dimulai.
4.
Teori
prostaglandin
Konsentrasi
prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu, yang dikeluarkan oleh
desidua. Pemberian prostaglandin pada saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot
rahim sehingga terjadi persalinan. Prostaglandin dianggap dapat merupakan
pemicu terjadinya persalinan.
5.
Teori
hipotalamus
0 komentar:
Posting Komentar